Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba beberapa waktu lalu sangat menggemparkan masyarakat Indonesia. Banyak teori- teori yang bermunculan tentang kronologi kejadian ini dan banyak juga tenaga kerja yang telah dikerahkan dalam mencari korban-korban di Danau Toba. Setelah pencarian dilakukan selama dua (2) minggu, upaya pencarian korban dikabarkan akan diberhentikan. Hal inilah yang membuat Ratna Sarumpaet kesal dan merasa tidak terima. Pada Senin, 2 Juli 2018 Ratna Sarumpaet datang ke Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun untuk menyampaikan rasa tidak terimanya. Disana ia sendiri sempat beragumen dengan Luhut yang merupakan Menko Maritim.
Adu mulut yang terjadi di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun antara Ratna dan Luhut sangat menarik perhatian publik. Menko Maritim ini sempat membentak berkata bahwa Ratna bukanlah orang penting atau prioritas yang harus ditemui saat ini dan juga mengusir Ratna dari tempat itu. Ratna sendiri tetap berpendirian pada pendapatnya bahwa pencarian korban tidak boleh diberhentikan dan ia merasa bahwa keluarga yang sudah “merelakan” kepergian korban telah dibayar untuk berkata demikian.
Ratna Sendiri berkata bahwa kasus ini akan berdampak negatif pada Danau Toba sebagai tempat wisata, orang mungkin akan menjadi takut untuk berkunjung. "Dari sisi kemanusiaan juga tidak akan bagus. Karena kita kalau ketahuan sama internasional bisa dikecam," tambahnya. Dari sisi ini kita dapat melihat bahwa niatan Ratna sangat baik. Namun, yang dijadikan permasalahan adalah cara penyampaiannya yang terkesan “nyolot” dan terlalu memaksakan agar Luhut berbicara dengan dia saat itu juga.
“Bisa Jadi Luhut menganggap pencarian sudah selesai. Buktinya para Tim SAR sudah packing dan fix besok sudah tidak ada pencarian lagi, alasannya mungkin dihentikan pencarian, saya rasa pemerintah enggak ada duitnya mungkin. Apalagi nilai tukar rupiah aja sudah hancur,” ucap Ratna ditengah kekesalannya. Pak Luhut sendiri akhirnya menjadi sedikit membentak saat Ratna memaksa untuk membahas pemberhentian pencarian korban.
Sebenarnya tidak ada salahnya untuk menyampaikan isi pikiran kita tentang suatu hal atau perkara, terutama jika hal tersebut menyangkut kemanusiaan. Menurut 2 Timotius 2 : 23, Kita sebagai orang Kristen sendiri diminta untuk menghindar dari perdebatan yang dapat menimbulkan pertengkaran. Dalam kehidupan sehari-hari, pastinya kita akan dihadapkan dengan hal- hal yang mungkin tidak kita sukai atau setujui. Namun, yang kita harus tetap ingat adalah etika dan cara menyampaikan pendapat yang baik. Mungkin bisa dengan mencoba membuat jadwal pertemuan terlebih dahulu dengan orang- orang yang terkait dan berkuasa untuk membuat keputusan dalam masalah tersebut. Semua masalah pastinya bisa diselesaikan dengan cara baik-baik, tidak perlu dengan saling bentak dan saling mengusir di depan umum serta media.
Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, kamu juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapatmu tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gerejamu dengan menguploadnya langsung melalui UGC di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.